31 Oktober 2007

Tentang Anak

Dan seorang ibu yang sedang menimang anaknya berkata,
Bicaralah pada kami tentang anak-anak

Lelaki itu pun berkata,
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah putra-putri kehidupan
Yang mendambakan kehidupannya sendiri
Mereka datang melalui kamu tapi tidak darimu
Dan meskipun mereka bersama kamu namun bukanlah milikmu
Kamu bisa memberi cintamu namun tidak kehendakmu
Kamu bisa memberi rumah bagi raga mereka
Namun tidak bagi jiwa mereka
Karena jiwa mereka ada di masa depan
Yang tidak bisa kamu capai meskipun dalam mimpi
Kamu bisa mengikuti dunia mereka
Tapi jangan harap mereka bisa mengikuti duniamu
Karena dunia ini tidaklah mundur dan tidak pula terhenti

Kamu ibarat busur
Dan anak-anakmu meluncur seperti anak panah
Sang Pemanah membidik seseorang yang sangat jauh
Lalu Dia melenturkan busur itu dengan kekuatan-Nya
Agar anak panah bisa melesat cepat mencapai sasaran
Meninggalkan busur yang tetap berada di genggaman
Sang Pemanah bangga kepada anak panah yang meluncur itu
Begitu juga kepada busur yang tetap pada kodratnya

____________________________________________________

On Children

And a woman who held a babe against her bosom said,
Speak to us of children

And he said,
Your children are not your children
They are the sons and daughters of life’s longing for itself
They come trough you but not from you
And thought they are with you
Yet they belong not to you
You may give them your love
But not your thoughts
You may house their bodies
But not their souls
For their souls dwell in the house of tomorrow
Which you cannot visit
Not even in your dream
You may strive to be like them
But seek not to make them like you
For life goes not backward
Not tarries with yesterday

You are the bows from which your children
As living arrows are sent forth
The Archer sees the mark upon the path of the infinite
And He bends you with His might
That His arrow may go swift and far
Let your bending in the Archer’s hand be for gladness
For even as He Loves the arrow that flies
So He Loves also the bow that is stable

by Kahlil Gibran

Sumber : http://sayanginanda.com

23 Oktober 2007

Cara Aman Menggendong Si Kecil

Bagi ibu atau ayah baru, menggendong si kecil bisa jadi problem tersendiri. Banyak di antara kita yang takut si kecil jatuh! Nah, pelajari segera caranya di sini.Sebagian besar orang menganggap bayi kecil adalah makhluk lemah dan ringkih.Maka, tak heran banyak ibu atau ayah baru amat takut ketika harus mengangkat bayinya. Takut jatuh! Padahal, bila dilakukan dengan hati-hati dan penuh keyakinan; mengangkat, menggendong dan mendekap si kecil justru menjadi sarana mendekatkan hubungan batin antara Anda dan anak.

Sejumlah penelitian juga telah membuktikan kontak fisik antara ibu dan bayi, antara lain dengan memeluk dan menggendong, membuat perkembangan emosi dan kecerdasan si kecil pun menjadi optimal. Anak yang mendapatkan sentuhan, belaian, pelukan kasih sayang akan merasakan kebahagiaan. Si kecil pun merasa aman dan nyaman, dan selanjutnya membuat ia tumbuh penuh percaya diri.

Kalau begitu, bagaimanakah cara aman menggendong si kecil? Berikut, beberapa langkah yang harus Anda simak:

* Bila ingin mengangkat si kecil, sisipkan satu tangan Anda di antara bokong dan pinggulnya. Letakkan tangan Anda yang lain di antara kepala dan lehernya. Yakinkan Anda telah cukup kuat dan erat memegangnya. Angkatlah si kecil.
* Dekatkan si kecil ke tubuh Anda. Letakkan kepalanya pada lipatan siku Anda. Sedangkan tangan yang lain tetap menahannya pada bagian bokong bayi. Ketika menggendong si kecil, pastikan Anda tetap merasa nyaman dan santai. Untuk menambah kenyamanan si kecil, Anda bisa menyelipkan lebih dulu bantal gendong kecil di siku Anda. Bantal gendong semacam ini, bisa Anda dapatkan dengan mudah di toko perlengkapan bayi.

Lalu, bagaimana cara meletakkan si kecil kembali?

* Tahan bagian leher dan kepala dengan telapak tangan. Sementara, tangan yang lain menahan bokong si kecil. Kemudian, letakkan perlahan-lahan bagian bokong si kecil lebih dahulu di tempat tidur. Dan, tangan yang lain tetap menahan leher dan kepalanya.
* Kemudian lepaskan tangan Anda yang menahan bokong bayi dan gunakan untuk menahan bagian ujung kepalanya. Sambil meletakkan kepala si kecil hati-hati, di tempat tidur, tariklah perlahan-lahan tangan Anda yang semula menahan leher dan kepalanya. Sementara, tangan lainnya memegang bagian ujung kepala.

Bila Anda tahu caranya, jangan lagi khawatir untuk menggendong si kecil. Ingatlah, si buah hati sangat mendamba ungkapan cinta dan kasih Anda. (SAM)

Info : bayisehat.com

17 Oktober 2007

03 Oktober 2007

10 Resep Jadi Orangtua Efektif

Jakarta - Menjadi orangtua yang ideal memang tak ada rumusnya. Namun untuk menjadi orangtua efektif, Anda bisa mempertimbangkan 10 resep berikut ini.

"Pertama, kenali anak Anda. apakah dia pemalu atau periang. Kemudian perlakukan anak Anda sesuai dengan karakternya, jangan paksa anak untuk menjadi karakter lainnya," kata psikolog Frieda Mangunsong dalam jumpa pers '10 Cara Menjadi Orangtua Efektif' di Hotel Grand Melia, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2007).

Kedua, jangan cuek saat anak berlaku manis dan baik. Beri pujian terhadap semua hal yang dia lakukan. "Hal-hal kecil saja. Jika dia melakukannya dengan baik, jangan tunda lagi, langsung berikan pujian," kata Frieda.

Ketiga, anak harus dilibatkan dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Tentu saja orangtua harus menyesuaikan porsinya dengan usia anak. Misalnya, membahas soal liburan bersama dan memberi anak tugas rumah tangga yang bersifat ringan. "Misalnya melipat serbet," imbuh Frieda.

Keempat, manfaatkan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan anak. Bahkan saat Anda berada di tengah kemacetan, manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya untuk menelepon anak. Jika ada waktu menonton televisi bersama, gunakan untuk menanamkan nilai pada anak.

"Kelima, sediakan waktu khusus untuk berdua saja dengan anak. Misalnya dengan mengantar atau menjemput dari sekolah," ujarnya.

Keenam, disiplin harus ditegakkan. Anda juga harus memastikan disiplin versi Anda sama dengan disiplin versi pengasuh anak atau pasangan Anda. Namun, jangan menjadikan disiplin sebagai teknik mendidik anak yang utama. "Akibatnya orangtua akan mengutamakan hukuman dan kekerasan dalam mendidik anak," kata Frieda.

Ketujuh, lanjut dia, jadilah contoh yang baik bagi anak. Sebab anak adalah peniru ulung dan menjadikan orangtua sebagai polanya. "Jika ingin anak ceria, ya kita harus ceria. Jika tidak ingin anak autis, ya cerewetlah juga sesekali," seloroh Frieda.

Kedelapan, ungkapkan kasih sayang Anda. Jangan anggap enteng dengan menganggap anak sudah pasti tahu dengan sendirinya. Kata-kata, belaian, pelukan, dan ciuman punya arti penting bagi mereka. "Anda juga bisa memberikan surat pendek sekedar 'mama sayang kamu' atau memberi gambar-gambar bunga atau hati dengan pesan 'bunga untuk anak mama'," kata Frieda.

Kesembilan, perhatikan komunikasi dengan anak. Jangan lupa, kontak mata punya pengaruh penting untuk urusan ini. "Kalau Anda teriakkan aturan atau perintah dari ruangan lain, itu tidak akan efektif. Jangan sampai anda memberitahukan sesuatu dengan berteriak atau mengomel," kata Frieda.

Kesepuluh, jangan sampai Anda menyelesaikan masalah saat Anda marah. Sebab jika kata-kata menyakitkan Anda lontarkan, sangat mungkin kata-kata itu membekas di benak anak. "Ingat, jadilah contoh bagi anak," pungkasnya. (fiq/aba)

Rafiqa Qurrata A - detikcom