29 September 2007

Melahirkan Bayi Raksasa

Si Bayi Raksasa
Si Bayi Raksasa
Tatyana Barabanova, 43 tahun, seorang wanita Rusia yang baru saja dianugerahi anak ke 12 dan terkejut ketika mengetahui bayinya lahir diatas normal.

Nadia, nama bayi raksasa itu, lahir dengan berat 7.75 kilogram, dua kali lebih besar dari ukuran bayi baru lahir pada umumnya.

Nadia lahir melalui operasi caesar di rumah sakit bersalin lokal di wilayah Altai, Siberia tanggal 17 September lalu. "Nadia akan bergabung dengan enam saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki." seperti dikutip wartawan setempat.

"Kami semua jelas sangat terkejut, apalagi yang bisa dikatakan oleh sang ayah? dia hanya memastikan mereka semua berkedip." kata Barabanova

"Saya makan apapun, kami tidak mempunyai uang untuk membeli makanan khusus, jadi saya hanya makan kentang, mie, dan tomat," tambah Barabanova.

Barabova pun menjelaskan bahwa semua bayinya memang lahir dengan berat lebih dari lima kilogram.[RM/BBC/jul].

Sumber : Rileks.com

28 September 2007

Kalau Balita Susah Makan

Menyuapi balita tak semudah membayangkan ia tumbuh dan berkembang dengan cepat. Kadang-kadang, ada kalanya menyuapi mereka membuat kaum ibu kesal, sedih, dan bahkan ingin menangis karena si anak enggan membuka mulut atau menelan. Seorang ibu bahkan pernah harus membelikan bayinya yang berusia 18 bulan dengan makanan buatan impor yang harganya hampir 20 ribu rupiah setiap satu kali waktu makan karena anaknya menolak makanan lain. Daripada tidak ada makanan yang masuk, kebiasaan mahal dan merepotkan itu dijalaninya juga. Namun, tentu saja ibu muda itu lega ketika akhirnya sang buah hati mau juga menelan makanan buatan sendiri yang lebih bersahabat dengan kondisi ekonomi.

Memang, menurut Dr. William Sears dalam bukunya, The Baby Book, kebiasaan makan yang tidak menentu adalah ciri khas perkembangan normal anak-anak balita yang dipengaruhi suasana hatinya. Anak balita bisa saja makan dengan baik hari ini, tapi besok ia bisa menolak makanan yang sama. Bila ini berlangsung sesekali, sebenarnya orangtua tak perlu risau, karena umumnya anak balita akan menyeimbangkan kebutuhannya akan makanan, dan ia akan minta makan bila sudah merasa lapar, dan berhenti bila ia sudah kenyang. Apalagi, seorang bayi yang belum berusia setahun, perutnya hanya sebesar kepalan tangannya. Maka, makanan sebanyak itu pula yang dibutuhkannya setiap hari, tak lebih dari itu.

Namun, tentu saja orangtua juga tak bisa menyerahkan kesulitan makan ini pada faktor biologis anak. Apalagi, tingkah laku anak akan bertambah buruk bila anak semakin lama tidak makan. Karena itu, tetap ada hal-hal yang bisa dilakukan bunda, yaitu:

1. Membentuk makanan menjadi saus atau krim.
Anak-anak suka mencelupkan jari ke makanan, karena itu bentuklah makanan menjadi seperti krim atau saus yang beraroma. Misalnya, dengan melumatkan avokad, menghaluskan buah-buahan atau sayuran yang dimasak dengan bumbu sedikit saus salad, melumatkan kacang panjang atau buncis tanpa serat, melumatkan tahu, atau membuat krim keju halus.

2. Membuat selai.
Olesan pada makanan juga disukai balita, yang umumnya berwujud selai. Buatlah selai dari avokad, keju, saus daging, mentega kacang, atau selai buah-buahan. Oleskan pada biskuit, kue-kue kering, dan roti.

3. Menghias makanan.
Bentuk yang menarik juga disukai balita. Selain itu, Anda juga bisa mengakali makanan yang tidak disukai balita menjadi dimakan dengan cara meletakkannya di bawah makanan yang mereka sukai. Jadi, bila ia tidak suka sayuran, letakkan sayuran di bawah topping yang menarik, seperti keju, saus tomat, saus daging, mentega kacang, dan sebagainya, dan bentuklah dengan bentuk binatang, bulat,atau hati, sesuai selera.

4. Buatlah finger food.
Piring yang penuh bisa jadi membuat anak kurang berselera makan. Karena itu, bagi Anda yang kreatif, sajikan makanan dalam porsi kecil-kecil, dan tambahlah lagi bila masih ada. Selain itu, membentuk makanan dalam wujud yang mudah disantap, seperti finger food, lebih akan menerbitkan selera mereka. Makanan seperti nugget bisa Anda buat sendiri, dan bisa terdiri dari campuran tepung, sayuran, dan daging yang menyehatkan sekaligus mengenyangkan.

5. Gunakan kursi khusus dan sabuk pengaman.
Supaya anak duduk diam ketika makan, sediakan selalu kursi makan khusus untuk balita, bisa di kursi tinggi, atau di kursi yang memiliki sabuk pengaman supaya ia tidak jatuh karena banyak bergerak.

6. Sering mengubah menu.
Dalam hal ini, Anda dituntut untuk bersikap fleksibel ketika mempersiapkan menu dan menyajikan makanan. Bila teknik penyajian tidak berhasil, ubahlah menunya. Cobalah berbagai teknik yang berbeda dan jenis makanan yang lebih variatif.

Sumber : www. bayi.us